Kasus Penembakkan Warga Desa Bangkal, Seruyan Oleh Aparat Polisi: TBBR Siagakan 370.000 Pasukan se-Tanah Kalimantan
Pertanyaan di kepala banyak orang:" Apakah Suku bangsa Dayak khususnya yang tergabung dalam Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR), memusuhi institusi kepolisian? Atau sebaliknya? Terutama dalam menyikapi kasus yang terjadi di desa Bangkal? Tentu saja tidak. Jauh dari apa yang ada dalam benak kita. Justru TBBR dalam hal ini tidak mau instansi kepolisian dikotori, di rusak dan diperburuk citranya oleh oknum atau oleh sekelompok oknum yang mengambil keputusan yang tidak biasa. Dengan menggunakan peluru tajam dalam menghadapi masyarakatnya sendiri sehingga jatuhnya korban nyawa
Untuk mencari titik terang yang seterang-terangnya dalam kasus penembakkan yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap warga yang terjadi tanggal 7 Oktober 2023 di desa Bangkal, kecamatan Seruyan Raya kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah yang menyebabkan kematian terhadap warga bernama Gijik (35) tahun dan Taufik (21) tahun korban kritis menimbulkan banyak persepsi bahkan hoax. Ini yang harus dihindari dan tidak boleh terjadi.
Melalui Kadiv Humas DPP TBBR Se – Tanah Kalimantan, Moses Thomas, TBBR meminta agar seluruh pasukan setanah – Kalimantan dimana pun berada untuk bersiaga dalam mengantisipasi kemungkinan yang terjadi, salah satunya jika pelaku penembakkan dan aparat yang terlibat yang memberikan perintah penembakkan tidak diproses dengan cepat sesuai dengan aturan yang berlaku. Saat ini seluruh pasukan merah TBBR setanah – Kalimantan yang berjumlah 370.000 telah bersiaga penuh untuk mengantisipasi semua kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
Pemberitaan yang beredar saat ini telah simpang siur bahkan penggalangan opini pun sedang dibangun oleh berbagai pihak untuk kepentingannya masing – masing. Padahal Fakta di lapangan yang tidak terbantahkan adalah bahwa ada perintah tembak, dan ada korban tewas serta merupakan pelanggaran HAM.
TBBR juga meminta semua pihak untuk tidak memperkeruh keadaan dan membuat pernyataan yang tidak benar apalagi hal itu untuk kepentingan pribadi. Masalah Penembakkan warga di desa Bangkal merupakan masalah kita semua yang harus diselesaikan oleh negara dengan cepat agar tidak berdampak sosial. Jika kasus ini dalam waktu tertentu tidak ditindaklanjuti dengan cepat dan serius maka keadilan untuk korban jiwa, akan kita cari sendiri.
Menurut Moses, kasus ini perlu di kawal dengan ketat agar tidak ada celah sedikit pun untuk pihak- pihak lain membangun opini sehingga semakin jauh dari fakta yang sebenarnya. Hal ini juga untuk menyikapi pernyataan pihak Polda Kalimantan Tengah yang berdalih bahwa tidak ada penggunaan peluru tajam dalam penanganan aksi massa, selain itu, ada tuduhan-tuduhan yang mengatakan bahwa massa positif narkoba. Pernyataan tersebut merupakan bentuk pembelaan diri yang klasik. Berkaca dari kasus yang menimpa institusi kepolisian seperti kasus Sambo yang justru terjadi di Markas Besarnya dan banyak kasus lainnya terjadi ditubuh Polri terdapat banyak rekayasa didalamnya.
Hal inilah yang membuat Masyarakat tidak mudah percaya dengan apa yang disampaikan oleh aparat Kepolisian.
Fakta yang terjadi saat ini adalah warga Dayak mati tertembak saat berhadapan dengan aparat kepolisian dan terdengar jelas dalam suara rekaman berdasarkan rekaman video yang beredar.
Kita meminta Kapolri turun secepatnya untuk menindak tegas terhadap aparat yang melanggar peraturan dan SOP agar nama Kepolisian bersih dari oknum – oknum yang berbuat jahat.
Kita tidak mau ada oknum Polisi yang merusak citra Kepolisian Negara Republik Indonesia. Untuk itu kita perlu kawal bersama.