Cita-citanya Mau Jadi Guru Agama, Tidak Tahunya Jadi Pemilik Bengkel.
Orangnya kecil. Tidak tinggi. Mata sipit. Kulit putih. Fasih menggunakan bahasa Tionghua dan bahasa Dayak khususnya Bajare dan Bajanya. Ternyata ia masih peranakan Dayak-Tionghua.
Demikian juga dengan istrinya. Ada mengalir darah Tionghua dan Dayak.
Pria yang memiliki 4 orang anak ini berasal dari daerah Capkala-Kucipu.-Bengkayang ,Kalimantan Barat.
Ia membuka bengkel motor dikawasan Mangga Besar V-Tangki Lio Timur. Sebelumnya ia berbengkel di Jl. Labu. Alasan berpindah tempat karena ada penggusuran. Jika para pelanggan hendak memperbaiki motor dan mengalami kesulitan mencari alamatnya dapat mencari di google map dengan mengetik Bengkel motor Cahaya Baru. Map akan mengarahkan ke lokasi yang di maksud. Dapat juga menghubungi di nomor Hp 0858- 9009-9054.
Kini ia membuka cabang di Jl. Kenanga Sunter Jembatan Hitam dengan nama yang sama. Pelanggannya pun tidak sedikit. Selain profesional , ia juga ramah dengan para pelanggannya. Tidak hanya ramah tetapi juga jujur. Jika ada bagian yang rusak dan masih dapat digunakan ia tidak menganjurkan untuk di ganti. Diakali dulu. Jika kerusakannya sudah parah dan haus(afkir), ia menganjurkan untuk diganti. Saat pergantian apa saja, ia bertanya kepada pelanggannya.
Tantangan dalam dunia perbengkelan menurut sang pemilik Bengkel Cahaya motor ini adalah adanya banyak kerusakan atau masalah di motor yang dibawa ke bengkelnya. Namun pemilik motor tidak memberitahu secara rinci. Terutama motor injektion.
Anen sesungguhnya berharap kepada para pelanggannya untuk bersabar. Sebelum menangani satu masalah, ia melakukan pengecekan. Saat sedang mengecek inilah kadang pelanggan tidak sabar, sehingga ada kerusakan yang tidak terdeteksi.
Anen sering juga menghadapi pelanggan yang bawel. Pernah ia berdebat dengan pelanggannya karena pelanggan tidak sabar dan marah-marah. Pelanggan itu hanya menyebut satu saja kerusakan motornya. Meminta segera untuk diperbaiki. Setelah usai di perbaiki dan jalan akhirnya datang kembali dengan keluhan dan marah-marah. Disitu kadang terjadi adu mulut, karena pihak bengkel yang disalahkan. Melalui kejadian seperti itu, Anen berharap kepada pelanggannya untuk memberitahu apa saja kerusakan dan keluhan.
Bagi Anen bengkel motor ibarat dokter dengan pasiennya. Pelanggan hendaknya menyampaikan keluhannya. Seetelah tersampaikan, ia bersama karyawannya mengecek dan memperbaikinya. Tujuan pemberitahuan dan keluhan dari pelanggan sebelum ditangani adalah untuk kebaikan bersama.
Melalui Ketrampipannya dalam hal berbengkel, Anen mampu membiayai sekolah dan kuliah anak-anaknya. Bahkan ia baru saja membeli dan membangun rumah lagi di daerah Gabus-Bekasi. Di daerah Sunter -Jakarta Utara ada rumahnya , di daerah Bekasi juga ada. Rumah yang di beli dan dibangun untuk anak-anaknya kelak, demikian pernyataannya saat diwawancarai.
Untuk membuka bengkel dan menjalaninya. Bukan hal yang mudah. Ia pernah mengalami jatuh bangun namun tidak menyerah. Hingga akhirnya ia seperti sekarang ini. Sekalipun sudah demikian ia tidak sombong.
Dulu saat masih di kalimantan ia bercita-cita ingin menjadi guru agama Khatolik. Mengingat ketiadaan ekonomi orang tua cita-cita itu kandas. Ia ikut merantau ke Jakarta. Mengadu nasib. Siapa tahu dapat menaklukkan kerasnya kehidupan Jakarta. Ia berhasil.
Sebelum terjun di dunia bengkel , Anen Pernah bekerja di toko arloji. Ia ikut orang di kompeksi melepas benang demi perut . Lalu ia bekerja di bengkel sebagai karyawan. Namun tidak diberikan kesempatan lebih jauh. Pada titik tertentu , ia turun tangan langsung memperbaiki mesin. Sejak itu pemilik bengkel mempercayainya. Ternyata Ia punya kemampuan yang mumpuni.
Setiap ia bekerja disalah satu tempa, ia mendalami. Ia tidak mau selamanya menjadi karyawan. Ia harus jadi bosnya.
Tidak heran sejak meninggalkan tanah kelahirannya di Kalimantan Barat, dirinya memasang target. Harus menjadi orang yang sukses dibidang yang digelutinya.
Targetnya terpenuhi. Sejak di jalan Mangga Besar inilah, ia merangkap bos sekaligus karyawan. Sekalipun sudah jadi pemilik dan punya karyawan , Ia tetap rurun tangan demi memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Ia tidak hanya jago berbengkel, tetapi juga jago dalam membina keluarganya. Ia sayang kepada istrinya. Pandai membimbing anak-anaknya untuk menjadi anak yang mandiri dan tetap bekerjasama. Anak-anaknya begitu dekat kepada dirinya seperti para pelanggan yang berlangganan di bengkelnya. Semoga generasi muda Dayak yang sedang berada di perantauan, memiliki jiwa petarung sama seperti Anen.