Panen Bawang Merah Membuat Bergembira
Warga FDKJ(Forum Dayak Kalbar Jakarta) menyebar di Jabodetabek hingga Cilegon. Latar belakang mereka di tempat asalnya, Kalimantan Barat pada umumnya adalah petani. Sangat sedikit yang berlatar belakang anak pejabat, pebisnis dan politisi. Bahkan di antara mereka sebelum berangkat ke Jakarta dan sekitarnya mereka benar-benar anak petani dan petani sungguhan.
Sebagian besar Warga FDKJ berlatar Petani
Nasib berkata lain. Setiba di Jakarta seiring waktu kecuali yang berlatar TNI/Polri dan politisi, warga FDKJ merambah berbagai profesi. Ada yang bekerja di kantoran, karyawan, berdagang, rohaniawan, pemilik perusahan, dan lain sebagainya.
Seorang pengusaha furniture bernama Salestinus Salawin mulai merintis dunia pertanian. Ia memilih daerah Jonggol Jawa Barat sebagai sasaran. Hingga kini dua usaha dijalankan bersamaan yakni furniture dan pertanian. Dua-duanya membuahkan hasil. Dari pengalaman di dunia pertanian, Salestinus Salawin mengompori rekan-rekan lainnya untuk kembali berani bertani. Ia mengompori khususnya warga FDKJ yang tergabung di C4. Demikian juga dengan beberapa pengurus CU ST(Sunio Talino). Dengan berbagai pertimbangan digarap satu hektar lahan menanam bawang merah. Boleh dikata penanaman bawang ini seperti uji coba. Menguji coba "nyali" Pengurus CU ST. Menyatukan frekuensi bukan hal yang mudah. Hanya 20℅ saham yang ada untuk dikelola. Jika buntung tanggung bersama. Jika untung semua menikmatinya. Termasuk anggota CU ST.
Kurang dari dua bulan bawang merah yang di tanam sudah dapat dipanen. Panen raya terjadi hari Senen, 28 April 2025.
Para Pemanen Perdana Bermuka Gembira
Mereka yang hadir memanen bermuka gembira. Penuh dengan senyum dan gelak tawa. Jika di Kalbar mereka memanen padi dan menyadah karet di Jonggol memanen bawang merah. Belum lagi jika berhitung jumlah timbangan di kali dengan harga perkilonya. Senyum akan semakin merekah. Apa yang diharapkan dan didoakan tidak akan sia-sia. Benar kata orang zaman dulu :" Kerjakankan apa yang didoakan dan doakan apa yang dikerjakan. Jika hanya berkhayal dan berdoa saja untuk mendapatkan keuntungan selain diejek orang, Tuhan pun tidak akan berkenan memberkati. Apalagi di tanah rantau harus kreatif dan penuh inovasi. Tuhan siap memberkati.
Usaha dan Doa pasti ada Katebnya(uangnya)
Kembai dengan kegembiraan tadi. Bagaimana tidak bergembira dan tersenyum katakanlah satu hektar paling tidak hasil panen 6 ton. 6 ton dikali Rp. 30.000,00 maka jumlah rupiahnya seratus delapan puluh jutaan. Biaya keseluruhan pengeluaran katakanlah seratus dua puluh juta dalam dua bulan masih ada keuntungan enam puluh juta. Kalau hasilnya lebih dari 6 ton. Hitung saja sendiri. Kini dunia pertanian sangat menggiurkan. Ada modal, kemauan dan sedikit ilmu mengalirlah uang ke rekening. Jika zaman dulu bertani identik dengan kemiskinan. zaman now tidak lagi.
Berharap dengan panen raya bawang merah ini, memotivasi warga yang lainnya untuk mau dan mampu menekuni dunia pertanian. Sangat disayangkan orang luar seperti Malaysia, Singapura, dan beberapa negara lainnya membuka lahan pertanian di Indonesia. Mereka mampu melihat potensi di lahan yang luas. Sementara anak bangsa menyia-nyiakan lahan yang ada. Pemerintah dan rakyatnya senang menikmati hasil pertanian dengan menginport daripada mengedukasi dan mengusahakan dunia pertanian.
Ada 16 Hektar Lahan Menantikan Kita
Ada info penting tidak jauh dari lokasi bawang merah yang di panen tersedia sekitar 16 hektar lahan. Lahan ini memerlukan investasi yang besar pula. Berharap ada warga FDKJ yang punya modal untuk bersama-sama mengelola dan mengolah lahan menjadi mesin uang. Mumpung ada yang menyerahkan lahan untuk di kelola. Pengelolaan dibarengi dengan MoU dengan pemilik lahan pasti ada ketenangan dan kesenangan.
Selamat perpanen raya kepada CU ST. Sekalipun bukan panen raya padi, memanen bawang merah sama saja. Harumnya nasi uduk, sate, bakso dan lain-lain karena ada bawang merahnya. Namanya bawang merah goreng. Bahkan bawang merah cepat mendatangkan kateb (uang) dibandingkan dengan menanam padi. Kisahan bawang merah vs bawang putih pun melegenda. Tanpa bawang Merah kisahan bawang putih akan hambar. Sehambar cinta kita kepada para mantan.