Entahlah
Entahlah
Mentonyek namamu melahirkan ribuan nyawa.
Diatas dan di dalam tubuhmu
Tak terhitung jumlah dolar entahlah anak-anakmu menyadarinya.
Dari langit kau dilihat begitu menjanjikan
Dari bawah kau diukur
Di Jakarta kau dikuasai
Entah siapa nanti jadi kaki tangannya
Makmur, Makmur, Makmur itu teriak anak-anakmu
Rumah dibangun, mobil bermerek terparkir, setiap hari berpesta tua dan muda
Entah menyadari atau tidak engkau dinina bobokan
Mata air berubah menjadi darah, tiupan angin menjadi badai.
Mentonyek tersapu oleh kapitalis gaya baru , anak-anakmu tercabut, terseret, terhempas.
Entahlah matamu melihat ini semua.
Berbagai orang dari penjuru menginjakkan kakinya
Mengadu nasib menyebar budaya, Mentonyek pijakan kakinya.
Entahlah seratus tahun yang akan datang Ne Lete Ne Jangar mau bangkit
Bersiaplah mendengar deru mesin
Bersiaplah lihat budaya baru
Jika ada waktu menyingkirlah dengan keahlian baru
Entahlah ada yang menyadarinya
Menangis tetapi tidak ada air mata lagi.
Berseragam dengan kokangan senjata menghadang anak-anakmu
Haknya terampas ditanah kelahiran
Entahlah antara ada dan tiada eksistensimu nantinya
Mari bersatu jangan sendiri-sendiri untuk nego
Jangan biarkan anak-anakmu tersapu di tanah kelahirannya sendiri
Mereka akan menghalalkan segala cara mengusir atas nama negara
Entahlah masih mau bersatukah anak-anak yang kau lahirkan ?