MADN vs TBBR siapa yang Jadi Pemenang?
PelitaMentonyek.com - Dua ormas Dayak yang sama-sama besar di tanah Borneo kini sedang "bertarung". Ini berawal atas beredarnya proposal pembuatan buku. Dalam proposal tersebut dimuat foto Pangalangok Jilah (PJ) bersama dengan Presiden Ir. Joko Widodo, serta foto anggota TBBR di cara Bahaump Bide Bahana, setahun yang lalu di kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Foto yang dimuat tanpa ada pemberitahuan dan meminta ijin kepada pengurus Pusat TBBR maupun kepada PJ secara pribadi. Apalagi proposal yang beredar bersifat komersial. Bagi perusahan atau pribadi yang berminat tinggal memilih nilai nominalnya. Kisaran nominal lima puluh juta hingga dua Ratus juta rupiah dengan ukuran halaman yang sudah ditentukan.
Proposal yang beredar menggunakan kop surat MADN, cap MADN dan tanda tangan sekjend MADN Yakni Drs. Yakubus Kumis.
Tentu saja pengurus pusat TBBR (Tariu Borneo Bangkule Rajakng) sangat berkeberatan melihat proposal yang beredar. Hal semacam ini tidak dapat dibiarkan dan dibenarkan. Maka dibuatlah pernyataan sikap. Sekiranya tidak dibuat pernyataan sikap oleh TBBR ada kemungkinan Sekjed MADN dan pengurus MADN tidak tahu ada kasus pencatutan yang merugikan kedua ormas.
Ada lima point pernyataan sikap yang dikeluarkan oleh pengurus pusat TBBR. Poin yang kelima yang akhirnya membuat pengurus pusat TBBR membuat delik aduan supaya Polda Kalbar mendalami laporan sebelumnya yang telah dilakukan oleh sekjend MADN. Delik aduan ini dilakukan pada hari Jumat, 22 September 2023.
Menurut Robert Wilson Beryanto SH: "sudah dikonfirmasi kepada yang bersangkutan baik secara lisan maupun secara tertulis. Bahkan berdasarkan info terbaru pada tanggal 11 September 2023 presiden MADN pun telah dihubungi oleh pihak TBBR. Namun tidak ada respon". Karena tidak ada respon maka selaku kadiv Hukum dan Advokasi TBBR wajib untuk menindaklanjuti dengan membuat pelaporan.
Tujuannya supaya terungkap siapa pelaku sesungguhnya pembuat proposal pembuatan buku yang mengatasnamakan MADN. Jika benar pelakunya bukan pengurus pusat MADN dalam hal ini YK maka TBBR keliru dalam pernyataan sikapnya. Jika benar maka ada jalan lain yang dapat ditempuh yang sifatnya beradab dan beradat.
Bagaimana Sekjend MADN bersikap? Saat mengetahui ada proposal yang beredar seperti itu maka Drs. Yakobus Kumis(YK) membuat laporan ke Polda Kalimantan Barat. YK di dampingi oleh LBH MADN diantaranya adalah G.Sanen.
Bagi Sekjend MADN dokumen palsu ini sangat merugikan dirinya dan MADN. Bersama pengacara membuat laporan tentang adanya dokumen palsu. Mengapa dikatakan dokumen palsu? Adanya perbedaan tanda tangan antara di lembaran proposal dengan tanda tangan dirinya. Demikiannya juga cap tidak sama. Cap MADN yang benar besar. Sedangkan di proposal kecil.
Setelah membuat pelaporan pengacara G. Sanen menghimbau kepada siapa saja yang merasa dirugikan dapat melapor ke Polda Kalbar. Pelaporan atas dokumen palsu tersebut oleh Sekjend. MADN tertanggal 14 September 2023. Berharap semua terang benderang karena nama baik dan ormas yang dipertaruhkan.
Bagaimana kisah kelanjutannya? Apakah seperti kisahan film India atau seperti drama seri korea? Atau drama seri di TV swasta Indonesia? Tidak ada yang tahu.
Selaku warga Dayak kita berharap semua dapat diselesaikan dengan arif dan bijaksana. Jalur hukum sama-sama di tempuh oleh kedua ormas tersebut itu sudah tepat. Bukan zamanya lagi menghidupkan tradisi "mengayau" sesama Dayak.
Tantangan ke depan bagi manusia Dayak jauh lebih menantang. Berpindahnya Ibu kota negara di Pulau Kalimantan itu juga sebuah tantangan. Kita berharap tokoh-tokoh Dayak, intelektual Dayak, politisi Dayak dan ormas Dayak memikirkan bagaimana suku bangsa Dayak tetap eksis. Dihargai dan dibutuhkan di negeri ini.
Bukan saatnya memikirkan kepentingan diri sendiri dengan mengedepankan ego. MADN maupun TBBR paham akan hal itu. Perpindahan Ibu kota negara, kemajuan IPTEK di era Digital, perubahan iklim dan Pemilu 2024 memerlukan pemikiran bersama demi kejayaan dan eksistensi suku bangsa Dayak.
Jika suku bangsa Dayak memiliki kuantitas akan dicari untuk bersinergi dan berkolaborasi baik di negaranya sendiri Indonesia maupun bangsa-bangsa yang ada dunia ini.
Jika ormas Dayak Cakar-cakaran maka pihak tertentu yang menginginkan suku bangsa Dayak tetap kerdil akan senyum-senyum sambil menyeruput segelas kopi hangat.