Mengelabuhi
" Aku akan maju lagi kali ini. Semua amunisi sudah siap. Team sukses. Media. Tokoh masyarakat dan tokoh agama kembali siap menggebrak. Dan semua pegawai kelurahan juga sudah menjadi bagian dari team kita" demikian Tukimin membuka kalimat dalam pertemuan dengan keluarga besarnya.
" Aku tidak minta apa-apa, saat kau menang nantinya jangan lupa dengan kolega bisnis kita. Mereka yang diperkebunan jagung, perkebunan karet dan tambang berharap banyak kamu menang. Mengingat selama ini mereka dirugikan Pak Lurah yang sekarang berkuasa. Semua diperketat sedangkan iuran semakin mencekek leher" kata abangnya yang juragan ikan asin itu.
" Itu gampang diatur, apa yang susah. Kita akan buat kebijakan dan undang-undang yang baru. Kamu ingat Jhon pemilik tambang pasir dari kecamatan Hulu hantu dari Kabupaten kepala kucing itu? Puluhan tahun lamanya menjadi petambang dan dihentikan hanya untuk kesejahteraan warga di kelurahan kita. Itu konyol namanya. Maka jangan heran mereka berusaha menumbangkan lurah sekarang dengan kucuran dana ke ormas, partai dan media "lanjut Tukiman.
" Bagaimana untuk calon yang lain. Mesin politik mereka sudah jalan. Mereka pandai juga mengelabuhi warga dengan janji-janji manisnya. Apalagi sudah berkunjung ke pesantren,masjid dan gereja. Bahkan mereka menyanyikan lagu " bagi Tuhan tidak ada yang mustahil" tanya ponakan Tugimin yang seorang pengusaha barang bekas.
" Tidak usah ditakuti. Itu kawan lama. Kalau bukan kita , mana mungkin jadi RW. Masyarakat sudah tahu siapa dia. Kalaupun dia maju dan akhirnya dua putaran gampang diatur. team suksesnya doyan uang. Dengan uang beres itu. Kata Tukimin
"Lalu bagaimana dengan pasangan yang satu itu, para pendukungnya militan. Terstruktur dan lurah lama diam-diam mendukungnya" tanya paman Tugimin.
Tukimin diam. Ia tahu tidak mudah mengalahkan calon yang satunya. Selain pendukungnya solit, uang ada dan disukai masyarakat. Tiba-tiba ia buka suara" ini yang harus diwaspadai, tapi jangan takut. Kita harus membuat strategi berbeda dari yang sudah-sudah bila perlu dengan tangan besi"
Sebulan sebelum pemilihan dan sebulan setelah pemilihan suasan dikelurahan bukit batu penuh kekacauan. Team sukses tidak hanya saling mencurigai tetapi juga saling adu jotos saat berada di warung kopi. Rio, Dani,Guntur dan ada belasan lagi penduduk dirawat ditempat patah tulang karena saling menyerang. Mereka membela calon lurahnya. Beberapa pasangan suami -istri bercerai karena beda pilihan.
Hanya gara-gara pemilihan Lurah, warga di Bukit Batu terbelah. Rasa persatuan bukan lagi yang terpenting. Hanya untuk jabatan Lurah semua dikorbankan. Itulah pesta lima Tahunan yang bikin terluka, terbelah bahkan permusuhan abadi. Sisi lainnya lewat pemilihan Lurah terlihat karakter orang termasuk karakter untuk mengelabuhi.