Air Mata Sang Gembala: Jalan terus



Boksu Nugroho berpikir keras bagaimana menegakkan disiplin namun jemaat tidak pergi ke gereja lain. Apalagi yang terkena disiplin adalah mereka yang memiliki potensi. Namun jika kompromi, tentu saja tidak akan berkenan kepada Tuhan. 

Boksu pun duduk merenung. Apakah selama ini ia sudah menerapkan prinsif-prinsif pengembalaan. Jangan-jangan dirinya salah. Sudah ada banyak kejadian jemaat pergi meninggalkan dirinya. Beberapa tahun lalu ia juga di tinggalkan karena tidak mau memberikan pemberkatan nikah bagi jemaatnya yang hamil. Ia hanya mau memimpin peneguhan saja. Itu pun disebuah lestauran. Selain menolak pemberkatan nikah boksu Nugroho juga membuat konsep pengakuan dosa di hadapan jemaat. Awalnya jemaat tersebut mengiyakan. Dua minggu kemudian mengatakan batal peneguhan. Ada gereja yang bersedia memberikan pelayanan pemberkatan nikah.Dan kini aktif pelayanan. 

Setahun berikutnya ada lagi jemaat yang tidak diijinkan untuk melayani sebagai pemain musik. Pemain tersebut tertangkap basah keluar dari sebuah tempat penginapan. Tanpa sengaja ban mobil boksu nugroho bocor. Terpaksa berhenti menunggu derek. Betapa terkejutnya boksu Nugroho pemain musiknya keluar dari tempat penginapan bersama seorang perempuan.
Perempuan itu dikenali boksu karena masih satu komplek dimana Nugroho mukim. Janda muda dan cantik. Selama ini hanya mendengar kabar burung. Saat di ajak bicara di suatu kesempatan pemusiknya tersebut mengakui. Dan terkena disiplin. Ia tdk mau datang lagi. Tahu-tahu sudah pelayanan di gereja besar. Masih banyak lagi ceritera lainnya. Akibat teguran jemaat dan calon pengerja kabur berpindah gereja. Mereka tidak mau di bentuk. Menyembunyikan aib namun akhir akan merusak diri dan komunitas yang ada jika tidak dilakukan pembinaan dan pendisiplinan.  Kini kasus berpindah jemaat terjadi lagi. 

Lama-lama bukan semakin bertambah jumlah jemaat malahan semakin berkurang.

Semakin dipikirkan semakin tidak mudah mencari solusinya. Lebih baik tutup mata saja terhadap siapapun yang jatuh dalam dosa. Jauh lebih baik. Jauh lebih nyaman. Urusan dosa itu urusan pribadi. Seiring waktu juga akan bertobat. Tetapi jika demikian tugas sebagai gembala tidak terlihat. Untuk apa menidabobokan jemaat yang akhirnya tidak berkenan kepada Tuhan.

Nugroho pun akhirnya menuju ruang dimana dirinya sering berdoa. Cukup lama ia berdoa dan hatinya mulai diliputi damai sejahtera. Baginya gereja ada untuk memperbaiki kehidupan banyak orang. Tidak apa sedikit tetapi hidup benar daripada jumlah banyak tetapi bajingan semua.

Sejak Rudi tidak lagi berada dalam pengembalaannya, boksu Nugroho  selalu mengumumkan bahwa gereja sekalipun kumpulan orang berdosa tetapi orang berdosa yang mau diubahkan  dan mengubahkan.

"Papi saya senang papi tetap tegas kepada jemaat yang macam-macam. Tidak apa-apa ada yang tersinggung dan marah. Itu tugas Papi. Jika ada yang hingga akhirnya keluar dari gereja kita tidak masalah," kata istrinya dalam perjalan pulang dari gereja.

"Terima kasih mami atas dukungannya. Papi tetap seperti gaya papi. Papi tidak peduli karena itu panggilan papi. Papi bukan dipanggil untuk menyenangkan hati manusia," lanjut boksu Nugroho.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url