Sang Mantan Lurah
Keriuhan menjelang pemilihan Lurah sudah mulai terasa. Segala baliho telah terpasang diatas jembatan, pinggir jalan dan diperempatan jalan. Bahkan di papan iklan. Bertujuan supaya penduduk di Bukit Batu jatuh hati dan memberikan pilihan.
Team sukses hampir setiap malam mengadakan pertemuan membahas strategi pemenangan. Termasuk membaca kekurangan dan kelebihan lawan.
"Kita buat riuh supaya penduduk datang ke tempat pemungutan suara. Bila perlu mereka gontok-gontokan" demikian Dandy membuka suara.
Dandy adalah mantan lurah tiga periode. Dan kalau boleh dikata dialah yang empunya kelurahan Bukit Batu.
"Saya setuju. Bila perlu Bedu terus kita jadikan pion untuk mengaduk-ngaduk nalar penduduk. Apalagi sudah di branding sebagai ahli Filsafat. Dengan mulutnya supaya terjadi pro- kontra yang lebih dalam ditengah penduduk" kata mantan lurah yang satunya lagi. Dulu mantan lurah ini berjuang hingga berdarah-darah untuk menjadi seperti sekarang ini. Banyak nyawa yang melayang yang mendukung dirinya.
"Biar banyak kelurahan ditempat lain tahu bahwa kelurahan kita yang paling demokrasi. Tinggal terserah kamu bagaimana kita berdua tetap musuhan" kata lurah Dandy.
"Gampang itu. Semua pengamat dan media menyorot ke kita. Tinggal kamu atur mana baiknya. Semua satpol PP dan perangkat lainnya siap membantu. Bahkan RW dan RT akan jadi mesin politik kita" sahut mantan lurah yang pernah ditelikung itu.
Menang mutlak dalam pemilihan tetapi yang menjadi lurah orang lain itu biasa terjadi di Kelurahan Bukit Batu. Termasuk dulu yang dia praktekkan saat pemilihan Lurah. Lurah Dandy sebenarnya kalah tetapi bukan Dandy namanya kalau tidak mampu mengakali panitia.
Dandy adalah mantan lurah. Sekalipun bukan lurah lagi. Dialah penentu siapa saja yang akan jadi lurah, jadi RW,RT, dan satpol PP. Jika tidak mendekat ke dirinya jangan berharap akan jadi "Orang". Demikian juga siapa yang berani macam-macam berakhir di penjara bahkan Tinggal nama.
Melihat tampangnya orang tidak mengira dialah penjahat sesungguhnya di kelurahan Bukit Batu. Semua perangkat dia punya. Uang dan relasi dengan dunia luar tak ada yang dapat menandinginya. Semua penduduk yang ahli dibidang tertentu direkrutnya dan berada dibawah ketiaknya. Demikian juga para pedagang.
Kepandaiannya memainkan emosi penduduk jangan ditanya. Dandy jagonya. Demikian juga Segala macam rekayasa.
Sebelum pemilihan Lurah, Dandy sudah menyiapkan nama yang akan menjadi lurah. Panitia pemilihan dan pengawas pemilihan hanya formalitas saja. Tetapi penduduk Bukit Batu tidak tahu sepak terjang mantan lurahnya itu.
Kini Dandy menyiapkan putrinya yang bernama Ayu Rahayu untuk menjadi lurah. Seolah ia harus turun gunung dan siap turun gunung untuk kemenangan putrinya itu. Tanpa turun gunung di jamin aman. Semua sudah diatur. Namanya sandiwara jika tidak seperti itu kurang seru.
Ayu Rahayu tidak harus jadi Lurah. Semua orang yang mau jadi apa dan minta apa di kelurahan Bukit Batu harus meminta persetujuannya.
Dandy sadar dirinya semakin menua. Untuk itu perlahan-lahan ia mengkaderkan Ayu Rahayu jadi di kelurahan Bukit Batu. Dia di calonkan jadi lurah supaya kaya pengalaman.
Dandy dulu boleh di kata adalah kroco. Kacung kampret lebih cocok disematkan kepadanya. Atas kebaikan hati seseorang ia diterima menjadi satpol PP. Saat bertarung jadi lurah, ia ikut maju dan menang. Sejak kemenangan pertama ia mantapkan untuk menancapkan kukunya dalam-dalam di kelurahan Bukit Batu. Bahkan kuku itu sudah berubah menjadi akar. Dan akarnya semakin dalam saja.