Pemakaian Pupuk yang Banyak, Disiasati dengan Memelihara Sapi.

Perkebunan sawit baik dalam skala besar maupun  skala kecil memerlukan perawatan yang tidak mudah dan murah. Artinya berbuat tinggi.  Perkebunan sawit yang dikelola oleh perusahan uang bukan masalah. Tetapi Perkebunan berskala kecil bersifat perorangan sangat tidak mudah. Terutama perawatan dan pemeliharaan.

 Sawit termasuk  tanaman "egois" tidak boleh ada tanaman lain disekitarnya dan memerlukan penumpukan yang rutin. 
Maka area di sekitar sawit biasanya lapang. Bebas dari kayu atau tanaman lain. Jika dibiarkan dan apalagi tidak ada penumpukan jangan berharap akan mendapatkan  panenan besar. 
Penyiangan jika dilakukan sendiri tidak masalah karena tidak mengeluarkan  modal. Hanya modal tenaga dan rajin berkunjung. Tetapi bersinggungan dengan  penumpukan diperlukan tidak hanya tenaga melainkan  uang yang besar. Berbagai jenis pupuk mau tidak mau harus di beli. Jika dalam waktu jangka panjang  sebaiknya  disiasati,  jika tidak bukan untung tapi  buntung.

Seorang pensiunan pelayan Tuhan dari GEKISIA  emeritus ) yang bermukim di unit 2 kecamatan Padang Jaya, kab: Bengkulu Utara  sangat kreatif. Jauh sebelum pensiun bapak yang memiliki empat orang anak ini membeli sebidang  tanah. Diatas tanah tersebut dibangunnya rumah tempat tinggal dan dihibahkannya juga tanah  untuk membangun sebuah gereja GEKISIA.  Di sekitar rumah ditanami berbagai jenis tanaman  sedangkan  di belakang rumah ditanahlah sawit.

 Prosesnya begitu panjang dan berliku. Kini selain ada pohon  sawit, ada salak, beberapa jenis tanaman lain seperti alpukat, lengkeng dan sawo. Semua nampak subur dan saat musim  berbuah, buahnya lebat  contohnya Alpukat.

Menyiasati  pemakaian pupuk yang besar terutama sawit, IGN Kuta Samuel  di beri hikmat oleh Tuhan. Tiba-tiba ada keinginan  untuk memelihara sapi. Kandang di desain sedemikian rupa dengan dipasangnya  paralon. Rumput odot pun ditanam. 
Sapi di beli dan ditempatkan pada kandang. Sapi tidak dilepas. Kotorannya ditampung sebagai pupuk.

Menariknya Untuk menghilangkan bau dan menambah manfaat  bermanfaat   kotoran sapi di campur dengan serbuk kayu.      Terkadang dengan sekam padi. Semua bahan pengganti pupuk atau lebih pasnya mengurangi pembelian pupuk berasal dari limbah. Begitu sederhana. Namun belum banyak yang mencoba.

Sapi tidak dilepas tetap berada di kandang. Jadi semua kotoran di tampung. Kotoran sapi diaduk dengan serbuk kayu dan sekam. Lalu campuran tadi dijadikan pupuk. Satu pohon satu karung kotoran sapu yang telah tercampur.  Pupuk hasil olahan ini mengurangi biaya pembelian pupuk kimia dan menambah kesuburan tanaman sawit.
Melihat komposisi kotoran sapi ada nitrogen,fosfor,  dan Kalium. Selain itu masih ada kalsium,magnesium, sulfat,. Ada lagi yakni tembaga,seng, boron. Jadi unsur nutrisi, hara dan elemen mikro ada pada kotoran sapi. Wajar saja buah yang dihasilkan pun semakin meningkat

Bagi pemilik kebun sawit apa yang dilakukan oleh IGN Kuta Samuel perlu di tiru. Selain menghasilkan kotoran sapi yang berdampak pada peningkatan hasil buah juga memiliki nilai tambah. Sapi yang di pelihara bisa bertambah banyak dan dapat dijual. Selain itu tubuh tetap segar karena mau tidak.mau "dipaksa" mencari rumput. Jika tubuh sehat dan bugar aktivitas pun lancar. Mau menyiasati pembelian pupuk yang mahal? Pelihara sapi.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url