Air Mata Sang Gembala- Mengambil Alih
Langit mulai gelap karena mau turun hujan. Boksu Nugroho juga galau. Bukan karena langitnya gelap tetapi sore ini boksu Nugroho akan memimpin rapat membahas keuangan setelah kematian bendahara gereja.
Boksu akan mengemukakan ide yang sudah ada di kepalanya. Termasuk carut marut keuangan. Ia terlalu percaya kepada bendaharanya. Ternyata dana yang terhimpun cukup besar itu hanya diatas kertas.
Belajar dari pengalaman boksu Nugroho mengambil kesimpulan bahwa mengurus bisnis jauh lebih mudah daripada mengurus gereja. Terbukti sejak merintis hingga sekarang ini kasus demi kasus bermunculan. Apa boleh buat harus dihadapi dan dicarikan solusinya.
Tepat pukul 16.00 WIB rapat pun dibuka. Boksu Nugroho memaparkan carut marut keuangan dan meminta maaf kepada majelis yang lain. Setelah itu Boksu Nugroho menyampaikan keinginannya bahwa pengelolaan keuangan untuk sementara waktu ditangani langsung oleh boksu Nugroho.
Setelah pemaparan dianggap tuntas Boksu Nugroho memberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan.
Budi majelis bidang sarana prasarana menyetujui jika Boksu Nugroho yang langsung memegang keuangan secara langsung. Namun ia memberikan catatan bahwa uang gereja tidak boleh digunakan untuk berinvestasi dan dipinjamkan ke jemaat.
Rudi majelis dibidang diakonia juga setuju keuangan langsung dipegang oleh gembala dan dibuatkan dua pembukuan satu secara umum untuk seluruh jemaat yang satunya lagi yang terinci hanya dibagikan kepada majelis dan gembala sidang.
Anton majelis bidang misi memberikan persetujuan yang sama seperti usulan majelis sebelumnya. Ia memberikan masukan supaya ada perhatian untuk mereka yang bermisi tanpa melihat dari denominasi mana. Termasuk membiayai mereka yang mengikuti kelas pelatihan. Bila perlu Boksu Nugroho dibiayai dengan uang gereja bukan uang pribadi untuk pelatihannya.
Majelis yang lain pun punya tanggapan yang sama. Ditambahkan lagi keuangan yang salah kelola yang dipakai oleh mantan bendahara diputihkan. Jika ada bukti yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan para peminjam uang gereja tetap harus diminta untuk melunasi.
" Terima kasih Bapak dan Ibu atas tanggapannya. Keuangan akan saya amb alih ingat untuk sementara sampai ketemu orang yang dapat dipercaya.
Laporan keuangan akan dilaporkan setiap akhir bulan. Dibuat dua bagian satu untuk semua jemaat. Satunya lagi untum majelis. Dan mulai sekarang kita sepakat bersama uang gereja tidak boleh di pinjamkan kepada siapa pun. Dan tidak akan diinvestasilan. Bahkan saya usul kalau boleh uang kas kita jangan menggunung. Sisakan setiap tahun setengahnya atau seperempatnya. Sebab benar kata Alkitab, uang akar segala kejahatan, nah untuk pelatihan atau kursus saya sudah berencana akan ikut tetapi tidak pakai uang gereja. Selagi saya masih mampu saya akan biayai sendiri "Kata boksu melanjutkan.
Rapat pun ditutup dalam doa. Semua majelis sudah kembali. Sementara boksu Nugroho masih berpikir keras bagaimana menagih uang kepada mereka yang meminjam uang gereja. Sudah menjadi kesepakatan tetap harus ditagih. Tidak mungkin diputihkan karena hal itu merugikan jemaat dan tidak mendidik.
(Bersambung)