Hitung cepat (Qiuck Count) Hanya Menggambarkan, Bukan Penentu Hasil Pemungutan Suara.
Masih ingat pemilu 2019? Waktu itu lembaga Survei berlomba-lomba memunculkan hasil survei hitung cepat. Hitung cepat mau menunjukkan pasangan mana yang memiliki pemilih paling banyak. Bahkan beberapa stasiun TV menayangkan hasil yang berbeda. Masyarakat menjadi bingung lembaga mana yang harus dijadikan acuan. Ada kisah salah satu pasangan berani menyatakan pasangannya yang memenangkan pertarungan. Itu cerita pemilu 2019.
Bagaimana dengan pemilu 2024? Tetap saja. Hasil lembaga survei dinantikan oleh masyarakat setelah menyalurkan hak suaranya di TPS. Bahkan stasiun TV akan menjadikan hasil hitung cepat (Quick Count) menu utamanya. Jutaan pasang mata akan memelototinya.
Lembaga survei tentu saja punya metode dalam mengumpulkan data. Kita dapat mencari jejak rekam mana saja hasil survei yang menyesatkan di Pemilu 2019. Jika kembali ambil bagian dalam penghitungan cepat kali ini harap diwaspadai. Tidak usah di percaya.
Lalu bagaimana dengan lembaga survei yang kredibel? Lembaga apa saja yang keilmuannya tidak usah di ragukan. Itupun dapat dilihat jejak rekamnya. Dan dapat di cari di KPU lembaga mana saja yang mendapat disertakan kali ini.
Paling tidak ada beberapa lembaga survei yang tidak asing. Setiap lima tahunan hadir di pemilu. Lembaga ini kredibel. Lembaga-lembaga resmi yang sering melakukan hitung cepat pada pemilihan umum di antaranya Lembaga Survei Indonesia (LSI), Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Indikator Politik Indonesia, dan Charta Politika. Lembaga-lembaga ini sudah dikenal luas.
Sejauh ini reputasi dan akurasi masing-masing lembaga memenuhi ekspektasi. Selain lembaga di atas, masih banyak lembaga lainnya.
Sekalipun keakuratan dari lembaga survei yang profesional dalam hitung cepat tidak diragukan. Bukan berarti lembaga itu penentu. Penentunya adalah yang bersumber dari KPU itulah yang dinamakan real Count. Apa yang di rilis KPU itulah yang menjadi pegangan akhir. Jadi masyarakat harus menyadari lembaga Survei hanya memperkirakan saja. Membantu masyarakat untuk memiliki gambaran bukan realita yang sesungguhnya.
Paling tidak hati para pendukung dari masing-masing Paslon presiden dan wakilnya dan bahkan paslon presiden itu sendiri ada yg bergembira penuh optimisme. Ada yang was-was dan penuh pesimisme. Termasuk para pengurus partai pengusung. Intinya untuk menentukan hasil akhir pemilu 2024, harus melihat hasil hitungan di KPU pusat. Ingat hitung cepat hanya membantu seperti apa gambaran hasil akhir bukan sebagai " hakim" yang memutus siapa paslon presiden dan wakilnya yang dipilih rakyat Indonesia dan partai mana saja yang berjaya.