Masih Bingung Menentukan Pilihan di Menit Akhir Pemilu 2024



Beberapa hari  ini masih berpikir  siapa gerangan yang akan di pilih baik bagi Paslon Presiden, anggota legislatif maupun DPD. Debat yang di tonton apalagi debat terakhir tidak juga membuat hati ini kepicut dalam  menentukan pilihan. Debat sudah menjadi menu pilihan di negara yang sudah maju demokrasinya, tetapi masih menjadi  barang baru di negeri ini.  Apalagi debat terakhir yang seharusnya menjadi pamungkas tidak terlihat. Cenderung menurun. 

Kemudian untuk menentukan   pilihan , kembali  mencoba membuka salah satu  aplikasi dalam  mencari sosok yang mau dipilih. Khususnya anggota legislatif. Tidak ada yang di kenal apalagi dekat secara personal. Mungkin karena kurang gaul. Sosialisasi tidak masif. Bagaimana dengan calon  anggota DPD. Sama saja, sebelas dua belas.

Sementara besok pagi pesta demokrasi akan  dilangsungkan. Nama belum juga di kantongi. Lihat di youtube, mencari di google tentang  jejak rekam dari paslon Presiden. Bukannya mencerahkan malahan semakin bingung. Ternyata punya cacat cela sekalipun sudah lolos seleksi di KPU.

 Satu suara tetap menentukan perjalanan arah bangsa ini. Salah pilih pemimpin berarti punya andil menghambat kemajuan bangsa. Mengingat presiden selain kepala pemerintahan sekaligus meruoakan kepala negara. Bangsa ini nanginya ada di tangan mereka. 

Secara manusia Kuatirnya yang di  pilih senang di istana, minta dilayani bukan melayani.  Hanya tukang stempel. Tidak bersuara, tidak punya kemampuan menyampaikan aspirasi masyarakat. 

Makin pusing sudah pasti. Dari pada golput dan asal pilih. Ambil waktu  untuk berdoa. Meminta hikmat bijaksana dari Tuhan. Saat di bilik suara,  Tuhan yang mengarahkan tangan untuk menandai yang  berkenan kepada-Nya. Semua masih dalam kendali-Nya.

Selesai pencarian dan berdoa zaya akan datang mendaftar dengan membawa surat panggilan. Duduk dikursi menanti panggilan. Membuka surat suara sebelum ke bilik suara. Memastikan bersih tidak dirusak oleh tangan yang tidak bertanggung jawab. Dan saya akan berdiam sejenak. Saya akan  tusuk salah satu dari Paslon presiden. Dan saya akan tusuk partai mengingat tidak ada yang dikenal.

 Tentu saja berbeda dengan mereka yang menjadi team sukses, mereka yang telah menerima " sesuatu"(kalau ada) dari para calon. Mereka yang fanatik terhadap zalah satu  calon. Dapat dipastikan  mereka ini akan ingat wajah, nama, nomor dan dari partai mana.  

Sesudah dari bilik suara, memasukan surat suara ke dalam kotak sesuai urutannya. Kemudian menaruh jari ke tinta sebagai warga yang sudah menggunakan hak pilih. Inilah bentuk ketaatan kepada negara  dan dukungan terhadap pemerintah. 

Selesai itu mengambil HP lalu memfoto  jari yang sudah bertinta. Foto dI upload di media sosial .  Balik ke rumah  dan nongkrong di depan TV mengikuti hitung cepat. Itu pun hanya untuk seru-seruan   sekaligus memiliki gambaran siapa pemenang menjadi presiden RI tahun 2024-2029. Hitung cepat hanya menggambarkan bukan penentu siapa pemenangnya. 

 Tetap tenang sambil memantau  di depan TV  karena tidak ada kepentingan. Berbeda dengan ketua Partai pengusung langsung  Paslon presiden, berbeda dengan  paslon presiden, calon tetap anggota legislatif di tingkat kabupaten/kota madya, provinsi dan DPR-RI,  team sukses, keluarga.

Dapat dipastikan mereka tegang dan berharap banyak.  Sekali lagi tidak ada kepentingan lain selain berharap sosok yang di istana, dan yang disenayan orang yang berintegritas, berkemampuan  bekerja, menempatkan kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi, keluarga dan kelompok. Mampu membawa Indonesia ke level  atas baik ditingkat ASEAN, Asia dan Dunia. Jika tidak Indonesia akan tertinggal dan akan menjadi negara gagal. Semoga kita tidak salah memilih.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url