Pengalaman dalam Kepenulisan dan Kepengarangan

Waktu itu tahun 2019, Forum Dayak Kalimantan Barat Jakarta(FDKJ) mengadakan pelatihan menulis. Pertemuan yang pertama tidak ada pemberitahuan sehingga tidak ikut. Pelatihan yang kedua dipublikasi dan saya menyatakan akan ikut. Saya menghubungi pak Lawadi Nusah sebagai kordinator pelatihan. Matius Mardani rekan pelayanan sekaligus teman,  saya ajak ikut di dalamnya. Waktu itu kena biaya lima puluh ribu perorang.  Pelatihannya di Palem semi Karawaci-Tangerang.  Warung kopi anak dari nara sumber. Nara sumber pelatihan sesungguhnya suhunya dalam hal menulis, mengarang, mengedit  dan  menerbitkan buku. Sudah ratusan buku yang ditulis dan ribuan artikel yang dihasilkannya. Namanya Masri Sareb Putra. 

Peserta pelatihan dua puluh orang lebih. Saya sangat tertarik demikian juga  Matius Mardani. Seusai pelatihan saya sering datang berburu ilmu dan berburu pengalaman dari "suhu" literasi ini. Terkadang pulang hingga malam hari. Awalnya diminta menyalin naskah yang sudah lama. Mungkin cara beliau menguji kami. Saya benar-benar awam dalam hal menulis tetapi ingin jadi penulis dan pengarang. Salinan kami pun dihargai lebih dari sepuluh gelas kopi starbucks. 

Tidak lama setelah pelatihan  di tahun yang sama terbitlah buku  perdana. Temanya " Menimba Sumur Yakub ".  Kemudian terbit kumpulan cerpen "Hari terakhir,  Usai pesta naik Dango,  Panglima Jilah(menulis bersama Masri Sareb Putra dan Matius Mardani), FDKJ rumah kita, dan Novel  Senja dan Cinta (segera terbit). Tidak terasa sudah enam buku yang dihasilkan.  

Saat terbit buku tersebut ada kepuasan tersendiri bukan karena materi alias keuntungan yang didapatkan melainkan adanya karya yang di publikasi ke kalayak ramai. Puas bercampur aduk dengan kebanggan.

Selain menulis dan mengarang buku. Saya juga sempat menulis di detikborneo, sanggaunews, YTPrayeh. Dan sekarang punya blog sendiri bernama Pelitamentonyek. 

Tentu saja saya belum puas sekalipun sudah diterbitkan buku tersebut. Masih banyak kekurangan dan kelemahan di sana- sini. Tetapi terus berproses dengan belajar dan belajar. 

Selain berguru kepada Masri Sareb Putra, saya membeli buku tentang menulis dan mengarang yang di tulis oleh Pepih Nugraha, Dodi Mawardi dan lain-lain. Saya juga mengikuti kursus dari kompas dan mengikuti sertifikasi kepenulisan. 

Pengalaman yang saya dapatkan adalah adanya rasa "penyesalan" setelah mengenal dunia kepenulisan dan kepengarangan. Semua yang dilihat, dirasa dan diketahui selalu ingin di tulis.  Padahal belum menghasilkan uang. Tetapi rasa yang didapatkan  sulit di narasikan.

Hingga kini terus menulis dan mengarang. Terus berburu buku untuk dibaca. Terkadang waktu untuk istirahat tersita untuk hal diatas. Memang kalau sudah terhisap di dalamnya sangat sulit melepaskan diri. Sejak usia remaja cita-cita menjadi penulis  dan mengarang  sudah ada. Namun belum mendapatkan muaranya. Itu yang disebut bukan kairosnya Tuhan. Setelah kairosnya Tuhan semua jadi. Kini keinginan  terus menulis sulit dihentikan.


Tanpa terasa sudah ada lima  tema buku yang di tulis dan diterbitkan. Ternyata berburu dan berguru ilmu sesuai hobi alias passion tidak akan sia-sia. Matius Mardani oke, saya pun oke. Bedanya beliau jago di IT dan pernah menjadi pengelola jurnal kampus. Saya hanya baru sepatas  senang saja.  Sekalipun demikian apa yang digagas oleh FDKJ waktu itu ada buah yang dihasilkan. 
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url